Jumat, 18 Oktober 2013

PENDUDUK DAN MASYARAKAT

NAMA ARI PRATAMA
KLS      2 SA 03
NPM     11612067
PENDUDUK DAN MASYARAKAT



2.      Rumusan Masalah 
Ø  Bagaimana situasi perkembangan penduduk dunia ?
Ø  Apa faktor-faktor demografi yang mempengaruhi perkembangan penduduk ?
Ø  Apa pengertian dari natalitas?
Ø  Bagaimana perkembangan kebudayaan yang ada di Indonesia ?
3.      Tujuan
  Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
o   Untuk mengetahui bagaimana perkembangan penduduk saat ini ?
o   Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan yang ada di Indonesia ?








BAB II
PEMBAHASAN



   1. Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Perkembangan Penduduk
Berdasarkan table pertumbuhan penduduk dan double population yang dibahas sebelumnya, hal-hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor demografi. Demografi adalah suatu bentuk atau penjelasan tentang angka kependudukan di satu negara yang biasanya dilihat dari nilai angka kematian, kelahiran dan migrasi. Tapi, semua itu tidak akan selamanya karena berubahnya zaman ke zaman. Lalu bukan hanya kelahiran, kematian dan migrasi saja yang memepengaruhi faktor demografi, antara lain : struktur umur, struktur perkawinan, umur kawin pertama, paritas, disrupsi perkawinan. Namun secara umum, faktor umum yang memepengaruhi pertambahan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan  migrasi

           1.2.1.      Kelahiran (Fertility)
Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau kelompok wanita. Tinggi rendahnya kelahiran dalam suatu penduduk erat hubungannya dan tergantung pada : struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta, pembangunan ekonomi.
Pengukuran fertilisasi tidak sederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alas an sebagai berikut :
Ø  Sulit memperoleh data statistik lahir hidup karena banyak bayi yang meninggal beberapa saat      setelah kelahiran
Ø  Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak  (tetapi meninggal hanya sekali
Ø  Mkin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan memiliki anak makin menurun
Ø  Didalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja
    Diadalam kelahiran ada faktor pendukung kelahiran (pro natalitas) dan penghambat kelahiran (anti natalitas)
1.          Faktor Pendukung Kelahiran (Pro Natalitas)
     Faktor ini mengakibatkan jumlah kelahiran semakin besar. Faktor-faktornya antara lain :
Ø  Kawin pada usia muda
Ø  Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki
Ø  Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga jika belum mempunyai anak laki-laki, orang ingin memiliki anak lagi
1.          Faktor Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas)
      Faktor ini mengakibatkan jumlah kelahiran semakin kecil. Faktor-faktornya antara lain :
Ø  Adanya program keluarga berencana
Ø  Adanya ketentuan batas usia nikah
Ø  Adanya pembatasan tunjangan anak bagi pegawai negeri
Ø  Penundaan kawin sampai selesai pendidikan
Tingkat kelahiran terbagi menjadi tiga macam, yaitu :
2.      Angka Kelahiran Kasar/Crude Birth Rate (CBR).
       Tingkat kelahiran kasar adalah jumlah kelaahiran hidup pada suatu daerah pada tahun   tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :



CBR = B/P x K

           Dimana :
           B = jumlah kematian
P = jumlah penduduk
K = Konstanta (1000)
   Angka kelahiran Umum/General Fertility Rate (GFR)
Angka kelahiran umum adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif (15-49 tahun). Jadi untuk menghitung angka kelahiran ini diperlukan jumlah penduduk wanita usia produktif. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :

GFR = L/W


Dimana :
L : Banyaknya kelahiran selama 1 tahun
W : Banyaknya pendudk wanita yang produktif (15-49tahun)
3.      Tingkat Kelahiran Khusus (Age Specific Fertility Rate/ASFR)
   Tigkat kelahiran khusus menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok usia produktif. Ukuran ini lebih baik daripada ukuran diatas. Jadi kalau d tiliskan dengan rumus adalah sebagai berikut :

ASFR = Lx/Px x K


           Dimana :
            Lx : Jumlah kelahiran dari wanita pada umur tertentu
            Px : jumlah wanita pada kelompok umur tertentu
            K : Konstanta (1000)
           1.2.2   Kematian (Mortality)
Kematian  adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlh penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian. Caranya hamper sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
1      Faktor Pendukung Kematian (Pro Mortalitas)
     Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Faktor-faktornya antara lain :
Ø  Sarana kesehatan yang kurang memadai
Ø  Terjadinya peperangan
Ø  Terjadinya bencaa alam
Ø  Terjadi kecelakaan lalu lintas
Ø  Tindakan bunuh diri atau pembunuhan


1      Faktor Penghambat Kematian (Anti Mortalitas)
      Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin rendah. Faktor-faktornya antara lain :
Ø  Lingkungan hidup sehat
Ø  Fasilitas kesehatan yang lengkap dan tersedia
Ø  Ajaran agama melarang bunuh diri dan memebunuh
Ø  Tingkat kesehatan masyarakat tinggi
Ø  Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk
Ada beberapa jenis perhitungan angk akelahiran, yaitu :
1)      Angka Kematiah Kasar/Crude Death Rate (CDR)
Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukan tingkat kematian tiap 1000 penduduk tiap tahuntanpa membedakan umur dan  jenis kelamin tertentu. Rumusnya :

CDR = B/P x K


Dimana :
B = jumlah kematian
P = jumlah penduduk
K = Konstanta (1000)
1      Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu/Age Specific Death Rate (ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya, angka ini tinggi pada usia kelompok tua atau usia lanjut, sedangkan pada usia muda jauh lebih rendah. Rumusnya :


ASDR = Dx/Px x K


Dimana :
Dx : Jumlah kematian pada umur tertentu
Px : jumlah penduduk pada umur tertentu
K : Konstanta (1000)
1      Angka Kematian Bayi/Infant Mortality Rate (IMR)
    Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukan jumlah kematian bayi tiap 1000 bayi yang lahir. Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun. Rumusnya :
IMR = Db/Pb x K


Dimana :
Db : Jumlah kematian bayi sebelum umur 1 tahun
Pb : Jumlah kelahiran bayi pada tahun yang sama
K : Konstanta (1000)
       Besar kecil angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indicator tingkat kesehatan      dan kesejahteraan penduduk. Pada umumnya, bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah, maka angka tingkat kematian akan tinggi. Selain perhitungan diatas, sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi yang baru lahir. Untuk angka kematian bayi, ukurannya adalah sebagai berikut :
Ø  Rendah, jika IMR antara 15-35
Ø  Sedang, jika IMR antara 36-75
Ø  Tinggi, jika IMR abtara 76-125

A. Natalitas (angka kelahiran)
Dalam pengertian demografi, natalitas (fertilitas) adalah
kemampuan wanita untuk melahirkan, yang mencerminkan
jumlah bayi yang dilahirkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya natalitas pada suatu Negara :
1        Kepercayaan dan agama
2        Tingkat pendidikan
3        Kondisi ekonomi
4        Kebijakan pemerintah
5        Adat istiadat dalam masyarakat
6        Struktur penduduk
7        Kesehatan
Angka kelahiran atau sering disebut dengan Natalitas diartikan sebagai jumlah kelahiran hidup untuk setiap 1000 penduduk dalam waktu 1 tahun , juga disebut angka kelahiran kasar, dengan kriteria sebagai berikut  :
a.       diatas 30 berarti angka kelahirannya tinggi
b.      antara 20 – 30 berarti angka kelahirannya sedang
c.       Dibawah 20 berarti angka kelahirannya rendah
Faktor-faktor yang menambah jumlah kelahiran/Pro natalitas
a.       Nikah usia muda
b.      . Pergaulan bebas
c.       Derasnya arus informasi
d.      . Lemahnya iman
e.       . Kurangnya kesadaran ber-KB
Faktor yang menghambat jumlah kelahiran/ anti natalitas
a.       menunda nikah
b.      Pantang nikah
c.       Penyakit
d.      KB
       I.            Akibat dari natalitas tersebut ada yang bersifat positif maupun bersifat negative
dampak positif
·         Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan.
·         Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.

Dampak negative
·         Konflik antarkelas
Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.
Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha.
·         Konflik antarkelompok sosial
Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologiprofesiagamasuku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.
Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.
·         Konflik antargenerasi
Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan.
Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.
·         Penyesuaian kembali
·         Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut Akomodasi

1.2.4.      Struktur Penduduk
Komposisi penduduk adalah suatu Negara yang mempunyai wilayah yang luas dan juga banyak penduduk didalam satu Negara tersebut, dari penduduk tersebut banyaknya, akan dikelompokan pada kriteria-kriteria tertentu
Biasanya dalam pengelompokan itu kriteria yang diambil kebanyakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal semua itu dikelompokkan demi tidak terjadi masalah-masalah sepele yang timbul dikarenakan terjadi karena hanya sebuah hal sepele.
Dalam suatu keluarga ada kepala keluarga yang mempunyai mata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil yang mempunyai gaji sebesar 3 juta rupiah dalam sebulan didalam suatu pengelompokan penduduk kelurga ini termasuk keluaraga yang cukup mampu.
Didalam dunia ada 3 jenis struktur yang dipakai dalam satu Negara atau wilayah yang dikelompokan berdasarkan umur yaitu:
1.      Struktur penduduk muda adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya muda struktur ini dimulai dengan umur 0-14 tahun
2.      Struktur penduduk dewasa adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya dewasa struktur ini dimulai dengan 15-64 tahun
3.      Struktur penduduk tua adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya tua tidak terdaftar lagi struktur ini dimulai dari 65 tahu keatas/senja
Lalu ada 3 jenis bentuk piramida penduduk, yaitu :
1.      Piramida penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Bentuk ini umunya kita jumpai pada Negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazilia, Indonesia.
Bentuk piramida :











2.      Piramida penduduk Stasioner
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sabab tingkat rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk system ini terdapat pada Negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda, Skandinavia.
Bentuk piramida :

3.      Piramida penduduk Tua
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesan dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Belgia, Perancis.

1.2.5.      Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan menurut usia terbagi menjadi 2, yaitu Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. 
1.      Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 - 64 tahun. 
2.      Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun
Rasio Ketergantungan dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut













      2. Kebudayaan dan Kepribadian
        2.1.Perkembangan dan Pertumbuhan Kebudayaan di Indonesia

Perkembangan kebudayaan di Indonesia 

2.1.Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa indonesia adalah kebudayaan Barat. Awal kebudayaan Barat masuk ke negara Indonesia ketika terjadi penjajahan, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialisme Belanda, Indonesia telah dijajah selama 350 tahun. Dipusat kekuasaan pemerintahan Belanda, dikota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Akhirnya masih harus disebut pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam kebudayaan Indonesia, ialah agama katolik dan agama kristen protestan. Agama-agama biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiran agama (missie untuk agama katolik dan zending untuk agama protestan) yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran dilakukan terutama di daerah-daerah dengan penduduk yang belum pernah mengalami pengaruh agama Hindu, Budha, dan Islam. daerah-daerah itu misalnya Irian Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan pedalaman Kalimantan.


BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Kita tau akan perkembangan penduduk ,  dan kebudayaannya
Kata Penutup
Demikianah makalah ini saya buat, kurang lebihnya dari penulisan ini saya mohon maaf , karna setiap manusia tak ada yang sempurna pasti ada salah .. sekian dari saya senoga makalah ini bermanfaat untuk di baca orang banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar