Nama : Ari pratama
kelas : 3 S A 03
Npm : 11612067
Komunikasi dengan pasar
Dengan timbulnya situasi Economic of relatif plenty,
dewasa ini setiap pengusaha harus berusaha untuk dapat menutup jurang yang
terbentang antara produsen dengan masyarakat konsumen selaku calon pembeli atau
pemakai barang atau jasa yang dihasilkannya. Menjadi tugas dan tanggung
jawabnya selaku seorang pengusaha untuk selalu dapat mempengaruhi besarnya
permintaan akan barang hasil produksi perusahaannya, selalu berusaha untuk
mencari pembeli dan pemakai barang yang dihasilkannya. Sebagai pengusaha, ia
harus memberitakan penyempurnaaan-penyempurnaan produksi yang telah dicapainya,
dimana barang yang dihasilkannya dapat diperoleh masyarakat konsumen dan lain
senbagainya. Atau dengan perkataan lain, setiap pengusaha harus selalu
memelihara konsumen dengan pasar.
Penyelenggara komunikasi dengan pasar, merupakan suatu
syarat mutlak bagi setiap produsen yang menghasilkan produk secara
besar-besaran yang ditujukan kepada kepada para konsumen yang tidak dikenalnya.
Penyelenggaraan komunikasi dengan pasar juga berarti suatu syarat mutlak bagi
setiap pengusaha yang ingin menjamin kelangsungan hidup perusahaannya dan terus
maju berkembang.
Dalam lingkungan bisnis, ada aneka sarana komunikasi
perdagangan yang dapat dipergunakan para pengusaha untuk berkomunikasi dengan
masyarakat konsumen. Sarana-sarana komunikasi perdagangan yang tersedia antara
lain adalah dalam wujud pengiriman surat, pengiriman kawat, percakapan telepon,
kunjungan pribadi, dan lain-lain.
Jenis-jenis sarana komunikasi perdagangan yang
disebutkan tadi hanya sesuai bilamana dipergunakan dalam daerah pemasaran
barang dan jasa yang ruang lingkupnya terbatas.
Untuk berkomunikasi dalam suatu daerah pemasaran yang
sangat luas, dimana calon konsumen kita jumlahnya beribu-ribu bahkan mungkin
mencapai jutaan atau puluhan juta orang, kita memerlukan sarana komunikasi
pemasaran khusus seperti periklanan. Karena periklanan dalam rangkaian usaha
yang dilakukan setiap pengusaha merupakan suatu alat pemasaran yang bidang
geraknya justru terletak dalam bidang komunikasi massa.
2. Konsep Dasar dan Peranan Komunikasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam
kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam
masyarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan
terlibat dalam konunikasi.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat
dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi
yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu
pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet
dan berantakan. Misalnya bila dalan suatu sekolah kepala sekolah tidak memberi
informasi kepada guru-guru mengenai kapan sekolah dimulai sesudah libur
semester dan apa bidang studi yang harus diajarkan oleh masing-masing guru,
maka besar kemungkinannya guru tidak dating mengajar. Skibatnya, murid-murid
tidak belajar. Hal ini menjadikan sekolah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Dari contoh itu kelihatan, bahwa dengan kelupaan memberi informasi saja sudah
memberikan efek yang lebih besar bagi sekolah. Karena pentingnya komunikasi
dalam organisasi maka perlu menjadi perhatian pengelola agar dapat membantu
dalam pelaksanaan tugasnya Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua
organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator
dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka
(Kohler 1981). Untuk memahami komunikasi ini dengan mudah, perlu terlebih
dahulu mengetahui konsep-konsep dasar komunikasi. Karena itu, pada bab 1 ini
disajikan dahulu konsep-konsep dasar komunikasi seperti definisi komunikasi,
model komunikasi, komponen dasar komunikasi dan prinsip-prinsip komunikasi.
3.
Tujuan Komunikasi
Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat pokok dalam
setiap hubungan seseorang dengan orang lain, begitu pula dalam suatu organisasi
terjadinya komunikasi tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan –
tujuan dari komunikasi tersebut antara lain :
·
Menentapkan dan menyebarkan maksud dari suatu kegiatan.
· Untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang secara individu maupun
kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi
·
Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
·
Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
seperti efektif dan efisien.
·
Memilih, mengembangkan, menilai anggota di dalam komunikasi tersebut.
·
Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di
mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Tujuan komunikasi data :
·
Pengiriman data dalam jumlah besar dan efisien.
·
Penggunaan sistem komputer dan alat pendukung secara bersamaan.
·
Menggunakan sistem komputer secara terpusat/tersebar.
·
Mempermudah pengolahan dan pengaturan data.
·
Mendapatkan data secara langsung dari sumbernya.
·
Mempercepat penyebaran informasi.
Operasi komunikasi data :
·
Pengumpulan data/data collection.
·
Pertukaran informasi/information exchange.
·
Menyimpan dan mengambil data/data storage and access.
· Time
sharing.
·
Program to program communications.
· Remote
computing.
4.
Komponen-komponen
Komunikasi
a.
Lingkungan komunikasi
lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya
memiliki tiga dimensi:
Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang
nyata atau berwujud. Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan
status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta
aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks
ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau
informalitas, serius atau senda gurau, Temporal (waktu), mencakup waktu dalam
hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung. Ketiga dimensi
lingkungan ini saling berinteraksi; masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh yang lain. Sebagai contoh, terlambat memenuhi janji dengan seseorang
(dimensi temporal), dapat mengakibatkan berubahnya suasana
persahabatan-permusuhan (dimensi sosial-psikologis), yang kemudian dapat
menyebabkan perubahan kedekatan fisik dan pemilihan rumah makan untuk makan
malam (dimensi fisik). Perubahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan banyak
perubahan lain. Proses komunikasi tidak pernah statis.
b.
Sumber-Penerima
Kita menggunakan istilah sumber-penerima sebagai satu
kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat
dalam komunikasi adalah sumber (atau pembicara) sekaligus penerima (atau
pendengar). Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis, atau
memberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca,
membaui, dan sebagainya.
Tetapi, ketika anda mengirimkan pesan, anda juga
menerima pesan. Anda menerima pesan anda sendiri (anda mendengar diri sendiri,
merasakan gerakan anda sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh anda sendiri)
dan anda menerima pesan dari orang lain (secara visual, melalui pendengaran,
atau bahkan melalui rabaan dan penciuman). Ketika anda berbicara dengan orang
lain, anda memandangnya untuk mendapatkan tanggapan (untuk mendapatkan
dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dan sebagainya). Ketika anda
menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini, anda menjalankan fungsi penerima.
c.
Enkoding-Dekoding
Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan
menghasilkan pesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding
(encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang suara
atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam
kode tertentu. Jadi, kita melakukan enkoding.
Kita menamai tindakan menerima pesan (misalnya,
mendengarkan atau membaca) sebagai dekoding (decoding). Dengan menerjemahkan
gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan, anda menguraikan
kode tadi. Jadi, anda melakukan dekoding. Oleh karenanya kita menamai pembicara
atau penulis sebagai enkoder (encoder), dan pendengar atau pembaca sebagai
dekoder (decoder). Seperti halnya sumber-penerima, kita menuliskan
enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan
bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini secara simultan. Ketika anda berbicara
(enkoding), anda juga menyerap tanggapan dari pendengar (dekoding).
d. Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda
untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini
mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam
mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya,
pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar
tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan lingkungan
yang lain). Pengetabuan tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnya kepatutan
sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan fisik) juga merupakan bagian dari
kompetensi komunikasi.
Dengan meningkatkan kompetensi anda, anda akan
mempunyai banyak pilihan berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang komunikasi
(artinya, makin tinggi kompetensi anda), makin banyak pilihan, yang anda punyai
untuk melakukan komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses
mempelajari perbendaharaan kata: Makin banyak kata anda ketahui (artinya, makin
tinggi kompetensi perbendaharaan kata anda), makin banyak cara yang anda miliki
untuk mengungkapkan diri.
e.
Pesan
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita
mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu
dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam
bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan.
Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana
yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan,
menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala
hal yang kita ungkapkan dalam melakukan komunikasi.
f.
Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan.
Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, kita
menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai
contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara),
tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara
visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran
olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi (saluran
taktil).
g.
Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke
sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau dari orang lain.
Dalam diagram universal komunikasi tanda panah dari satu sumber-penerima ke
sumber-penerima yang lain dalam kedua arah adalah umpan balik. Bila anda
menyampaikan pesan misalnya, dengan cara berbicara kepada orang lain anda juga
mendengar diri anda sendiri. Artinya, anda menerima umpan balik dari pesan anda
sendiri. Anda mendengar apa yang anda katakan, anda merasakan gerakan anda,
anda melihat apa yang anda tulis.
Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan
balik dari orang lain. Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk:
Kerutan dahi atau senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau
tamparan di pipi, semuanya adalah bentuk umpan balik.
h. Gangguan
Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang
mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan
sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem
komunikasi bila ini membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yang
diterima.
Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang
lain berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala kita), atau
semantik (salah mengartikan makna). Tabel dibawah menyajikan ketiga macam
gangguan ini secara lebih rinci.
Gangguan dalam komunikasi tidak terhindarkan. Semua
komunikasi mengandung gangguan, dan walaupun kita tidak dapat meniadakannya
samasekali, kita dapat mengurangi gangguan dan dampaknya. Menggunakan bahasa
yang lebih akurat, mempelajari keterampilan mengirim dan menerima pesan
nonverbal, serta meningkatkan keterampilan mendengarkan dan menerima serta
mengirimkan umpan balik adalah beberapa cara untuk menanggulangi gangguan.
i. Efek Komunikasi
Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu
atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak
komunikasi selalu ada konsekuensi. Sebagai contoh, anda mungkin memperoleh
pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis, atau
mengevaluasi sesuatu; ini adalah efek atau dampak intelektual atau kognitif.
Kedua, anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan,
emosi, dan perasaan anda; ini adalah dampak afektif. Ketiga, anda mungkin
memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola atau
melukis, selain juga perilaku verbal dan noverbal yang patut; ini adalah dampak
atau efek psikomotorik.
j.
Etik dan Kebebasan
Memilih
Karena komunikasi mempunyai dampak, maka ada masalah
etik di sini. Karena komunikasi mengandung konsekuensi, maka ada aspek
benar-salah dalam setiap tindak komunikasi. Tidak seperti prinsip-prinsip
komunikasi yang efektif, prinsip-prinsip komunikasi yang etis sulit dirumuskan.
Seringkali kita dapat mengamati dampak komunikasi, dan berdasarkan pengamatan
ini, merumuskan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif. Tetapi, kita tidak
dapat mengamati kebenaran atau ketidakbenaran suatu tindak komunikasi. Dimensi
etik dari komunikasi makin rumit karena etik begitu terkaitnya dengan falsafah
hidup pribadi seseorang sehingga sukar untuk menyarankan pedoman yang berlaku
bagi setiap orang. Meskipun sukar, pertimbangan etik tetaplah merupakan bagian
integral dalam setiap tindak komunikasi. Keputusan yang kita ambil dalam hal
komunikasi haruslah dipedomani oleh apa yang kita anggap benar di samping juga
oleh apa yang kita anggap efektif. Apakah komunikasi itu etis atau tidak etis,
landasannya adalah gagasan kebebasan memilih serta asumsi bahwa setiap orang
mempunyai hak untuk menentukan pilihannya sendiri. Komunikasi dikatakan etis
bila menjamin kebebasan memilih seseorang dengan memberikan kepada orang
tersebut dasar pemilihan yang akurat. Komunikasi dikatakan tidak etis bila
mengganggu kebebasan memilih seseorang dengan menghalangi orang tersebut untuk
mendapatkan informasi yang relevan dalam menentukan pilihan. Oleh karenanya,
komunikasi yang tidak etis adalah komunikasi yang memaksa seseorang (1)
mengambil pilihan yang secara normal tidak akan dipilihnya atau (2) tidak
mengambil pilihan yang secara normal akan dipilihnya. Sebagai contoh, seorang
pejabat rekruting perusahaan mungkin saja membesar-besarkan manfaat bekerja di
Perusahaan X dan dengan demikian mendorong anda untuk menentukan pilihan yang
secara normal tidak akan anda ambil (jika saja anda mengetahui fakta-fakta
sebenarnya). Dalam etik yang didasarkan atas kebebasan memilih ini, ada
beberapa persyaratan. Kita mengasumsikan bahwa orang-orang ini sudah cukup umur
dan berada dalam kondisi mental yang memungkinkan mereka melaksanakan pilihan
secara bebas. Selanjutnya, kita mengasumsikan bahwa kebebasan memilih dalam
situasi mereka tidak akan menghalangi kebebasan memilih orang lain. Sebagai
contoh, anak-anak berusia 5 atau 6 tahun tidak akan siap untuk menentukan
pilihan sendiri (memilih menu mereka sendiri, memilih waktu untuk tidur,
memilih jenis obat), sehingga harus ada orang lain yang melakukannya untuk
mereka. Begitu juga, seseorang yang menderita keterbelakangan mental
membutuhkan orang lain untuk mengambilkan keputusan tertentu bagi mereka.
Di samping itu, situasi lingkungan kehidupan seseorang
dapat membatasi kebebasan memilih ini. Sebagai contoh, anggota tentara
seringkali harus melepaskan kebebasan memilih dan makan nasi bungkus, bukan
roti keju, mengenakan seragam militer, bukan jins, lari pagi, bukan tidur.
Dengan menjadi tentara, seseorang setidak-tidaknya harus melepaskan sebagian
hak mereka untuk menentukan pilihan sendiri. Akhirnya, kebebasan memilih yang
kita miliki tidak boleh menghalangi orang lain untuk menentukan pilihan mereka
sendiri. Kita tidak bisa membiarkan seorang pencuri memiliki kebebasan untuk
mencuri, karena dengan memberikan kebebasan ini kita menghalangi korban
pencurian untuk menikmati kebebasan memilih mereka—hak untuk memiliki barang
dan hak untuk merasa aman dalam rumah mereka.
5. Komunikasi Tatap Muka
Tujuan dari komunikasi tatap muka antara lain :
• Mengerti akan pentingnya komunikasi tatap muka dalam
memecahkan masalah.
• Mengerti kapan komunikasi tatap muka lebih tepat
digunakan dalam menyelesaikan masalah.
• Mengerti tentang komponen-komponen pokok agar
komunikasi tatap muka menjadi baik.
• Mempelajari teknik-teknik pokok agar komunikasi
tatap muka menjadi baik.
• Dapat mengembangkan keterampilan dalam meningkatkan
komunikasi tatap muka.
Keuntungan menggunakan komunikasi tatap muka adalah
untuk meningkatkan pemahaman terhadap arti yang tersimpan. Berkomunikasi dengan
tatap muka akan mengajak anda untuk berkesempatan membaca isyarat, expresi
wajah, gerak tangan, tekanan suara, dan lain-lain.
Kerugian komunikasi tatap muka adalah memerlukan waktu
yang lama. Secara alamiah dan spontan komunikasi tatap muka sering menghasilkan
kepentingan dan kesulitan yang mengakibatkan berlalunya waktu percuma.
Komunikasi tatap muka menghendaki keterampilan komunikasi, mendengarkan secara
efektif dan menangani konflik dan reaksi negatif.
Daftar Pustaka